Blogger Backgrounds

Teman

Wahai teman!
Kemanakah dikau menghilang sejak peristiwa itu?
Suaramu seakan membeku, dirimu seakan tenggelam
Dalam sedar ternanti-nanti, dalam tidur termimpi-mimpi
Bayanganmu menjadi tamuku tika terlena
  
Inginku luahkan segalanya menerusi nukilanku
Agar dikau turut merasakan kesengsaraan yang kualami
Harapanku moga dikau mengerti apa yang daku lalui
Aku bagaikan tersesat dalam cahaya yang amat terang
Terpancar menembusi jasad ini sehinggaku tak berdaya
Tiada apa yang mampu aku lakukan di saat ini

Duhai teman!
Mengapa kita perlu lalui dugaan sehebat ini?
Aku umpama musafir di padang pasir, ketandusan!
Perhatian dan semangat berterusan daripadamu
Terasa seperti dunia ini sunyi dan gelap gelita
Walaupun sang mentari setia mencurahkan cahayanya
Apabila dikau tiada di sisi menemaniku lagi

Seandainya matahari bisa melihat dan berbicara
Akanku rayu kepadanya untuk menjadi saksiku
Lukaku yang berbisa tidak terasa pedihnya
Sehingga mengalirkan darah yang tak berwarna
Lalu lahirlah jeritan tanpa suara yang mencengkam jiwa
Tangisan dalam tertawa tak kelihatan pada zahirnya
Hanya sedu-sedan yang berdendang syahdu kerananya

Teman...
Sering aku berdoa agar ia hanya sekadar mimpi
Apakan daya, yang terjadi kan tetap terjadi
Biarlah ia menjadi pedoman untuk kita renungkan
Semoga takdir Ilahi dan waktu yang akan membantu
Merawat luka yang terpendam dan amat dalam

No comments:

Post a Comment